Memori 1 Agustus 2015 (Erasmus+ Award Ceremony & Pre Departure Briefing)

Jpeg

Pagi itu, Jakarta rasanya sangat bersahabat…no traffic jam (yaiyalah hari sabtu). Tetapi hati dan pikiranku saat itu terjebak di antara dua dunia yang aku sendiri tidak mengerti. Pikiranku melayang ke negeri antah berantah dan entah apa yang aku pikirkan. Jantungku berdebar, dan kemungkinan ini adalah nervous syndrome akut. Ya, aku nervous…nervous akan hal-hal baru dan mengesankan yang pastinya akan aku dapatkan pada hari itu. Eeiits..CUT!! Scene drama seperti ini yang cuma ada di pikiran saya. Let’s straight to the story, hihi.

Alkisah, tanggal 1 Agustus 2015, seluruh awardees beasiswa Erasmus+ diundang ke sebuah event besarnya Erasmus+, yaitu The Award Ceremony and Pre-Departure Briefing. Saya yang pengumuman kelulusannya di bulan November 2014, benar-benar menunggu event ini sejak kelulusan. Foto-foto pre-departure tahun 2014 bikin saya ngiler meen. Hari berlalu, bulan berlalu, akhirnya dapat kepastian tanggal diadakannya pre-departure, dan yang buat saya terus-menerus mengucap syukur adalah saya dapat mengikuti acara ini bersamaan dengan pengurusan residence permit. Sebagai anak ekonomi, memang kami diajarkan untuk berhemat #eh. Yah, maklum aja lah yaa..tiket Banda Aceh – Jakarta ituuu..yah, silahkan di cek aja ya ke website airlines yang kamu prefer (blm dapat tawaran utk iklan airlines soalnya), haha.

Kesan saya dalam hati ketika memasuki ruangan acara, mak nyuuuus…eh salah, maksudnya, kereeen. Stage nya kereen, trus juga ada makanan2 yang “katanya” enak beeud, tapi blm masuk kategori enak bagi lidah saya. Hahaha. Lidah asam sunti soalnya ini (asam sunti=bumbu khas aceh). Lol. *berarti target untuk turunin berat badan bisa nih kalau ga masak sendiri nanti di Eropa, haha*. Lalu juga ada backdrop yang khusus utk foto. Ini beneran jujur sejujurnya dri dalam hati yang sedalam sumur, saya dalam hati panik ketika mau difoto sama mas yang ngambil fotonya, ini gaya foto nya gimana ya? Dalam pkiran..mau gini..mau gitu..akhirnya gaya yg keluar saat ituuuu…ga tau deh, saya pun ga bisa ngebayangin -____-.

Jpeg
(stage yang jadi saksi bisu berbagai sejarah)
Jpeg
(*ini foto dari hp)

Sebelum acara formal (Award Ceremony), ada acara informal dulu sebagai “pemanasan”, ada presentasi dari Bu Destriani dan juga kakak2 alumni. Ada kuis nya juga lhooo..hihi. Yang bisa jawab pertanyaan dapat kaos European Union…saya dapaaaaat! Yuhuuu…Hihihi.

Pukul 11, setelah coffee break, acara formal pun dimulai. Tamu-tamu penting mulai berdatangan. Saat itu mata saya udah mulai tidak fokus, tangan udah mulai dingin, udah bolak-balik toilet, udah ga banyak ngomong lagi. Hana dan mbak Dini yang duduk di samping saya langsung bisa mendeteksi nervous tingkat akut saya. Haha. Sudah lama saya tidak menderita nervous yang seperti ini, biasanya setiap speech atau presentasi, saya sudah selalu tenang. Tapi kali ini lain, dalam pkiran saya, saya takut akan dua hal…takut meukilah lidah (keselip) karena nervous tinggi, dan juga takut nangis ketika bercerita di atas podium (karena saya sudah berjanji pada diri sndiri untuk tidak menangis lagi ketika bercerita ttg tsunami).

Di tengah kekalutan pikiran dan hati, acara pun dimulai. Diawali oleh sambutan dari Mr. Julio Arias sebagai Delegasi EU untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN. Beliau mengatakan, bahwa ini adalah kesempatan emas bagi semuanya untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Ini menjadi peluang untuk belajar hal-hal baru dan merasakan keindahan benua biru. Sehingga, ketika pulang nanti, bisa memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Setelah Mr. Julio, ada juga sambutan yang disampaikan oleh Bu Dewi sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia.

Kemudian dilanjutkan dengan remarks oleh representatives from the Awardees. Jadi, yang memberikan remarks itu ada 3 orang. Mbak Andra yang mewakili PhD, post-doc, dan staff, kemudian ada Mas Yoga yang mewakili dari tingkat master, dan yang terakhir, ada saya yang mewakili dari tingkat Bachelor. Mbak Andra dan Mas Yoga memberikan remarks yang bagus banget, menceritakan kisahnya masing-masing dan juga perasaannya sebagai penerima beasiswa Erasmus+. Keren deh. Saya jadi semakin termotivasi. Ketika tiba saat saya yang memberikan remarks, sok cool gtu muka saya..padahal jantung udh mau copot dan kaki ini getarannya udah ga bisa di handle lagi -____-. Dengan mengucap bismillah saya memulai. *Alhamdulillah, ga nangis..setelah sekuat tenaga menahan*

2

Setelah acara sambutan2, dilanjutkan ke pembagian sertifikat, yang dilakukan bak wisuda, hihi. Dipanggil satu per satu, diberikan sertifikat, dan menyalami seluruh tamu-tamu yang juga berdiri di atas stage. Feeling nya ituuuuu….keren abis deh. Laluuuuu…foto bareeeng, yippiii..

FB_IMG_1438467999869

Kemudian dari jam setengah 2 siang, dimulai deh sesi2 Pre-Departure Briefing yang diisi oleh kakak2 alumni yang nge-hits abis deh. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata betapa bermanfaatnya sesi-sesi ini. Sharing akan apa yang harus dibawa, how to survive, daaan…banyak banget ilmu-ilmu berguna terutama buat yang kita-kita yang belum pernah travelling sendiri, ataupun yang belum pernah ke benua biru.

FB_IMG_1438467957608
(Erasmus+ Awardees 2015)

Tak terasa, waktu sudah sore, tapi keseruan masih terus berlanjut. Ternyata..eh ternyata, ada sesi talent show yang menjadi sesi terakhir sebelum pulang. Haha. Jadi seluruh awardees dibagi ke 4 kelompok besar dan setiap kelompok harus membuat sebuah persembahan dengan persiapan 15 menit dengan tema Eropa. Wuiih, keren abis kreativitas semua grup. Saya yang berada di grup 3 mempersembahan sebuah drama, menceritakan kisah seorang anak kampung yang mendapatkan beasiswa Eramus+ dan pertama kali ke Eropa. Kerena keasikan improvisasi, jadinyaaaa…kepanjangaaan. Hahaha. Sepertinya bisa jadi artis dadakan semua nih anggota grup 3, haha. Grup 4 juga mempersembahkan drama, Paris I’m in Love. Menghibur banget drama mereka. Kemudian ada grup 1 yang mempersembahkan *lupa nama persembahan mereka apa* pokoknya mereka memperagakan signature dari beberapa Negara di Eropa, dan yang lainnya akan menebaknya. Nah, yang jadi juaranya..grup 2, anggota nya pada jadi minion, kecuali moderator nya, haha. Mereka semua memperagakan signature negara2 di Eropa. Tapi ini keren abis idenya, unik. Bananaa…bananaaaa..haha. Hats off deh 😉

Sampai sekarang, memori tentang hari itu masih terus bermain. Ilmu baru, pengalaman baru, teman baru (yang udah ngobrol banyak, terus dalam sekejap langsung lupa namanya -___-, maaf ya teman2, berhubung kelemahan saya itu di mengingat nama orang dan nama jalan, huhu). Tapi, satu hal yang pasti bagi saya. Bagi saya, Erasmus+ ini bukan hanya sekedar program beasiswa, tetapi ini adalah KELUARGA! And I’m proud to be a part of Erasmus+ family! Sampai jumpa di benua biru yang indah teman-teman.

Here’s my speech for the award ceremony.

Assalamu’alaikum and Very Good Morning

Ladies and Gentlemen

December 26th, 2004, 8 o’clock in the morning to be precise. A ten-year old little girl thought this world was getting to its end when 9 richter scale of earthquake shook her hometown and 15m of tsunami wave destroyed thousands of houses. She was there, looking blankly when a man was swallowed by black and vicious water before her mother pulled her hands and run to the neighbor’s house. She was there, witnessed how almost a hundred of her family members was gone in just a few seconds. From the second floor of her neighbor’s house, she kept searching for her grandma’s house, but all she can see was the ocean, a tower of a mosque, and also a dome of a mosque, floating on the water with many people on it.

This ten-year old girl who once had no idea how she will continue her life has now become a young girl. A girl who is eager to run and catch her dreams. A girl who always has fire in her eyes to burn up the challenge given. Studying in the Europe always stand on the top of her bucket list.  Hundreds of trials had been carried out by this girl. But giving up never appears in her life dictionary. By seeing her father, her mother, and other inspirational people around her, her spirit has never gone off and one day, she finally found a chance in Erasmus+. And yes, that girl is me.

And that’s my story, I believe, all of us, right here in this room, have our own story. A story which shapes us to become a new and useful man. A story of ups and downs which drive to today’s story. Today’s story as an awardee of Erasmus+.

Erasmus+ as a very privilege scholarship promises us to be a part of something extraordinary. Experiencing on how to study in well-established educational system, new culture, and open-minded environment. Yes, we need to be grateful but being accepted as an awardee in Erasmus+ does not mean the struggle ended. This is still the beginning, the beginning of a new responsibility. I truly believe that the European Union does not give this scholarship for free, but they expected us to get back home, do something for our country and the world, to make changes, to make this world a better place because life is always like a cycle, we learn, we share, and we learn more.

Therefore, on behalf of all Exchange students from Bachelor level, I would like to say thank you so much for giving us this golden opportunity. We, as awardees, will give our best to not disappoint you in all matters.

Ladies and Gentlemen

No one will know what the future hold but the future, starts today! Thank you.

Link for the video of the speech : http://youtu.be/KdCb2Y6N8Xw

7 Comments Add yours

  1. Dea says:

    Pengalamannya inspiratif sekali 🙂 Mau tanya, apakah untuk semua penerima exchange program juga akan dikumpulkan sebelum pemberangkatan? Terima kasih.

    Like

    1. intanhasan says:

      Hai Dea 🙂 thank you 🙂 iyep..smua erasmus grantee akan brkumpul kok di acara erasmus award and pre departure briefing, tapi yah tidak wajib, yg mau saja. Considering tidak ada tanggungan tiket dan hotel..hehe

      Like

  2. mutiara says:

    Kak maaf, bolrh minta emailnya kaak? Saya ingun tanya tanya tentang erasmus lbh detail hehehe maklum masih baru dan ingin bgt keterima disana. Btw nice info bgt blognya kak semoga sukses disana!

    Like

    1. intanhasan says:

      Di dm ke twitter aja, di @IFanaArfa 🙂 thanks, smoga info2nya brmanfaat 🙂

      Like

  3. abah shofi says:

    Inspiring sekali speechnya kak intan. U apply Erasmus+ ada batasan umur nggak ya ?

    Like

    1. intanhasan says:

      program saya kemarin spertinya tidak ada batasan umur. Saya tidak pasti apakah program Erasmus+ lainnya ada batasan umur atau tidak, mgkin nnti bisa dilihat lebih detail di eligibility program yang diingin di apply 🙂

      Liked by 1 person

Leave a comment